KAKINYA... KAKINYA...

, , No Comments

Senin, 30 Nov 2009, jam 21.00 WIB

Lagi ingat suatu kejadian 2 bulan yg lalu, so i write this..

Here goes.

Di bilangan Keputih (ceileee ‘bilangan’ nyebutnya), dekat kos saya, suatu sore. Saya sedang terburu-buru mau ke kampus, nyerahin hasil revisian skripsi (final, setelah sidang) kepada dosen pembimbing. Sebenarnya beliau tidak minta sore itu juga, tapi karena saya besoknya harus pulkam ke Kediri, makanya saya nekat sore itu harus beres urusan di Surabaya.

Karena saya baek :D , saya maunya skripsi itu dijilid soft cover. Nyampe di tempat fotokopian, ternyata kalo soft cover yang pinggirnya (sebelah kiri, bagian tebalnya) pengen ada tulisan nama saya dan judulnya, harus bawa soft file-nya, trus di-print, dst.

Seorang ibu penjaga fotokopian, usia 45thn-an, yang saya taksir adalah pemilik fotokopian tsb, meyuruh saya pulang lagi untuk mengambil file-nya. “Kosnya gak jauh kan Mbak?”. “Nggak Bu”, jawab saya. Padahal dalam hati udah bete, pengennya cepet, malah ribet. Mana ibu itu dari tadi duduk terus di balik meja, padahal ada pelanggan yang ngantri. Batin saya, kenapa gak nolongin mas2 pegawainya sih, kan kalo cuma fotokopi mungkin ibu itu bisa bantu.

Eniwei, saya balik lagi dengan membawa file. Ibu itu tetep aja duduk disitu. Hari mulai gelap, jam5an sore, udah deg-deg-ser, sapa tahu kampus udah tutup, yang artinya saya gak bisa pulkam dengan tenang esoknya. Hedheee, ibu itu kok gak bantuin masnya blas yak? Cuma duduk aja, sesekali ngobrol dengan saya, dan bagian nrima duit aja pas ada orang bayar. Enak sekali, pikir saya.

Setengah6an sore, adzan berkumandang cukup kenceng, karena posisi fotokopian yang berhadapan dengan masjid lumayan gede. Ibu itu segera bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan transaksi dengan salah satu pelanggan.

Eh..eh..kok gitu sih?! (yah, kok jadi lagu?)

Eh..eh.. ibu itu jalannya... Saya memperhatikan dengan lebih seksama. Lho..lho, kenapa jalannya agak gak seimbang (aduh, bahasa halusnya ‘pincang’ itu apa ya?). Trus ibu itu ke belakang sebentar, sempet gak terlihat, lalu balik ke depan dengan udah memakai separuh mukena. Ibu itu menyeberang jalan, dengan kesan jalannya dicepat-cepatkan, biar gak menganggu lalu lintas, dan biar bisa ikutan jamaah (itu kesan saya pribadi).

Ya Allah... berarti ibu itu dari tadi duduk aja mungkin karena kondisi kakinya itu. Huhuhu..pengen rasanya saya nabok hati dan otak saya sendiri yang udah su’udzon terlalu jauh (jadi kayak apa tu ditabok??). Bisa saja ibu itu gak kuat berdiri lama, bisa saja ia udah seharian kerja keras, trus tiba2 sore saya datang pengen protes aja.

Ampuni aku ya Allah... Maafkan saya, ibuuuu... Semoga ini menjadi pelajaran bagi saya ke depannya kelak. Amin...

0 komentar:

Post a Comment