“Fatma, lagi dimana?” Aku menerima BBM dari temanku.
“Di Kediri, Nin. Ada apa?” balasku.
“Kalau sudah di Surabaya, kabari aku ya. Penting.”

PING!!!

Hah. Tidak sabaran betul pakai Ping! Ping! segala.
“Oke, mungkin minggu depan”, balasku kemudian.

Aku hampir melompat dari tempat duduk begitu mendapat kabar aku akan ditugaskan ke Belitung. Dengan nada tidak percaya, aku kembali mengulang beritanya, “Belitung??? Seriuuuusss???”. “Iyes!” jawaban singkat yang membuatku sujud syukur karenanya.

Belitung, atau ada yang menyebutnya Belitong, sebuah kepulauan di timur-utara Sumatera. Sejak sekitar 2 tahun lalu saat aku ditugaskan ke Bangka, aku sudah sangat ingin mengunjungi Belitung. Kupikir, kalau ke Bangka, kenapa tidak sekalian ke Belitung? Dan ternyata... impianku kandas begitu tahu lama perjalanan darat dan laut dari Bangka ke Belitung adalah 8 jam. Dan kami tidak punya waktu untuk itu.


Memikirkan materi yang akan aku sampaikan ke adik-adik SDN Wonorejo 2 Puncu, Kabupaten Kediri kemarin, membuatku larut dalam emosi yang cukup dalam selama seminggu sebelumnya. Sebenarnya misi Kelas Inspirasi (KI) adalah mengenalkan beragam profesi kita kepada anak-anak SD yang bisa jadi mereka sama sekali belum pernah tahu, kemudian memotivasi mereka agar berjuang dan belajar tekun untuk mewujudkan mimpi-mimpi baiknya, apapun itu. KI bukan menyasar pemberian materi tertentu kepada mereka.

Bulan April kemarin adalah bulan yang cukup berat buat kesehatanku.

Dimulai dari perjalanan ke Belitung pada akhir Maret selama seminggu, lalu akhir pekan depannya ke Yogyakarta selama 3 hari, dan diakhiri pekan depannya lagi ke Manado selama 3 hari juga. Di sela-sela itu, aku mengajar di Kediri, dan tentu saja untuk berangkat ke luar kota itu aku harus nyetir sendiri dari Kediri ke Surabaya (dan sebaliknya) yang masing-masing memakan waktu 3 jam. Karena semua perjalanan dimulai oleh tim dari Bandara Juanda, Sidoarjo.