Kutatap senyummu sekali lagi
Masih sama seperti setahun dua tahun yang lalu
Tetap menawan
Jika saja aku tidak sedang menatap foto pernikahanmu dengan sang gadis pujaan
Mungkin aku sudah jatuh cinta padamu lagi
Seperti alasan pertama mengapa aku menyukai dirimu
Kulihat senyummu kali ini lebih merekah, lebih penuh, lebih bahagia
Dengan balutan busana berwarna perak, kau menggandeng bidadarimu ke pelaminan
Ah, terjadi juga hari bersejarah itu
Antara dirimu... dan (ternyata) bukan diriku
Berbulan-bulan setelah sebuah kejadian yang merobek hatiku
Aku kadang masih menangis tengah malam, sendirian
Di tengah pergumulanku menyelesaikan 6 laporan kuliah
Yang masing-masing berisi 60-120 halaman tulisan ilmiah
Dan di sela-sela sidang-sidangku
Yang harusnya aku memiliki emosi yang stabil
Saat-saat aku butuh sekali dukungan dan sekedar semangat
Untuk dapat melewati semuanya
.....Kau sudah tak ada
Pernah aku mencari sosok yang menyerupaimu
Yang putih bersih mempesona
Yang ketika bercerita lelucon paling garing pun bisa membuatku tertawa terbahak-bahak
Yang aku tak bisa berpura-pura menjadi manusia sempurna
Sebaliknya aku rela kau mengetahui bahwa aku orang yang penuh cela
Tapi aku salah besar
Mencari pengganti yang menyerupaimu hanya akan membuatku hidup di bawah bayang-bayangmu, sekali, dua kali, tiga kali lagi
Aku akan menjadi manusia paling tidak adil sedunia
Yang membandingkan kelebihanmu dengan kekurangan orang lain
Aku akan melihat senyumnya sebagai senyummu
Cerita-ceritanya sebagai ceritamu
Kebaikannya sebagai kebaikanmu
Dan ujungnya, aku akan lelah ketika mengetahui bahwa aku masih berdiri di titik yang sama
Tak pernah melangkah kemana-mana
Kini, mungkin lidahku terlalu kelu untuk mengucapkannya langsung padamu
Sebaris doa pernikahan yang indah ini:
Barakallahu lakuma wabaraka 'alaikuma wajama'a bainakuma fi khair
Semoga Allah senantiasa menghimpun keluargamu dalam kebaikan, dunia dan akhirat
Semoga bidadarimu setia menemani ketika kau menulis buku-bukumu
Semoga ia tak lelah mengingatkanmu untuk beribadah kepada Tuhanmu
Semoga ia tak lupa membuatkanmu secangkir teh dan setangkup roti untuk sarapanmu
Semoga kau mendapatkan pangeran dan bidadari kecil yang lucu nan pintar
Seperti keinginanmu dulu :)
Tak ada lagi cerita tentang "kita"
Tak akan ada lagi cintaku untukmu, selain kasih sesama manusia
Dan saksikanlah... ini adalah air mata terakhirku... untukmu.
Masih sama seperti setahun dua tahun yang lalu
Tetap menawan
Jika saja aku tidak sedang menatap foto pernikahanmu dengan sang gadis pujaan
Mungkin aku sudah jatuh cinta padamu lagi
Seperti alasan pertama mengapa aku menyukai dirimu
Kulihat senyummu kali ini lebih merekah, lebih penuh, lebih bahagia
Dengan balutan busana berwarna perak, kau menggandeng bidadarimu ke pelaminan
Ah, terjadi juga hari bersejarah itu
Antara dirimu... dan (ternyata) bukan diriku
Berbulan-bulan setelah sebuah kejadian yang merobek hatiku
Aku kadang masih menangis tengah malam, sendirian
Di tengah pergumulanku menyelesaikan 6 laporan kuliah
Yang masing-masing berisi 60-120 halaman tulisan ilmiah
Dan di sela-sela sidang-sidangku
Yang harusnya aku memiliki emosi yang stabil
Saat-saat aku butuh sekali dukungan dan sekedar semangat
Untuk dapat melewati semuanya
.....Kau sudah tak ada
Pernah aku mencari sosok yang menyerupaimu
Yang putih bersih mempesona
Yang ketika bercerita lelucon paling garing pun bisa membuatku tertawa terbahak-bahak
Yang aku tak bisa berpura-pura menjadi manusia sempurna
Sebaliknya aku rela kau mengetahui bahwa aku orang yang penuh cela
Tapi aku salah besar
Mencari pengganti yang menyerupaimu hanya akan membuatku hidup di bawah bayang-bayangmu, sekali, dua kali, tiga kali lagi
Aku akan menjadi manusia paling tidak adil sedunia
Yang membandingkan kelebihanmu dengan kekurangan orang lain
Aku akan melihat senyumnya sebagai senyummu
Cerita-ceritanya sebagai ceritamu
Kebaikannya sebagai kebaikanmu
Dan ujungnya, aku akan lelah ketika mengetahui bahwa aku masih berdiri di titik yang sama
Tak pernah melangkah kemana-mana
Kini, mungkin lidahku terlalu kelu untuk mengucapkannya langsung padamu
Sebaris doa pernikahan yang indah ini:
Barakallahu lakuma wabaraka 'alaikuma wajama'a bainakuma fi khair
Semoga Allah senantiasa menghimpun keluargamu dalam kebaikan, dunia dan akhirat
Semoga bidadarimu setia menemani ketika kau menulis buku-bukumu
Semoga ia tak lelah mengingatkanmu untuk beribadah kepada Tuhanmu
Semoga ia tak lupa membuatkanmu secangkir teh dan setangkup roti untuk sarapanmu
Semoga kau mendapatkan pangeran dan bidadari kecil yang lucu nan pintar
Seperti keinginanmu dulu :)
Tak ada lagi cerita tentang "kita"
Tak akan ada lagi cintaku untukmu, selain kasih sesama manusia
Dan saksikanlah... ini adalah air mata terakhirku... untukmu.
I feel you Fatma, semoga cepat dapat ganti yang lebih baik. Jangan cari duplikat imitasinya tapi cari figur yang benar-benar baru. Lekas #moveon ning :)
ReplyDeleteeaaa blognya galaoww mbak ya :p kunjungi blog saya ya
ReplyDeletekebetulan yang kamu baca lagi bagian galaunya :) okee
DeleteSisipan ini "Barakallahu lakuma wabaraka 'alaikuma wajama'a bainakuma fi khair" nya bikin lebih manis mbak :D
ReplyDeletemakasih, saya memang manis, mas Ucha :D
Deletesedang galau nih kelihatannya..... semoga bisa dapat yang lebih baik ya... pasti masih banyak kok lelaki yang lebih dan lebih.... hehhehehe
ReplyDeleteamiiiinnn... iya mas, masih ada langit di atas langit, ada cahaya di atas cahaya (nuurun 'ala nuurin) :)
DeleteMove on kakak, cemunguth :)
ReplyDeletecemunguth juga skripsinya ya dek, tinggal dikit udah pake toga tuh :)
DeleteSahurr...sahurr
ReplyDeletebaca ini aja http://serialcinta.blogspot.com/2008/11/sayap-yang-tak-pernah-patah.htm
Semangat ah, Ramadhan tinggal 20 hari lagi. galaunya di delay dulu ato di cancel
hah, sahurnya setengah 2 Waktu Indonesia Bagian Kebonsari Elveka? -_-'
Deleteiya, makasih ustadz. Galaunya udah lewat. Kalo di-delay kan ntar datang lagi galaunya, nah ini insya Allah udah gak lagi deh. Lagian kemarin galaunya pas aku lagi gak puasa *ngeles*
suwun link-nya :)
wah lagi galah yah kak... muvon kak muvon..hehehe
ReplyDeleteyiey yiey! Galaunya udah selesai. Muvon! :)
Deletekisah yang sama saya alamin tahun kemarin,,,ampe sekarang masih notog di hati,,,
ReplyDeletekalo notog, waktunya belok mbak, nggak usah puter balik, ntar galau lagi :D
Deleteyuk yaaa yuuukkk...
awesome :D
ReplyDeletehai, ini mas yang follow saya kemaren di twitter? salam kenal :)
Delete..
ReplyDeleteIt's times like these you learn to live again
It's times like these you give and give again
It's times like these you learn to love again
It's times like these time and time again
...
[Foo Fighters - Times Like These]
holaaa... liriknya keren deh. Kamu siapa? :D
DeleteBiasa kalau galau, tulisannya jadi lebih bagus. segera cari pengganti, kaka. bikin buku, dong.
ReplyDeleteooh jadi kalau gak galau, tulisanku jelek nih? :p
Deleteyuk nulis buku bareng yuk Dit *serius*. Kalo gak ada temennya/ gak ada yang motivasi terus, suka males2an nulis nih ~> masih payah dengan self target :|
aku bikin buku? hmmmm... ada rencana sih, cuma cuma cuma.. idenya ga kunjung datang. buahahah =))
Delete