Perempuan itu menengadah pada langit yang basah. Rasa-rasanya sudah bertahun berlalu sejak ia mengenali wajah hujan yang megah. Ditutupkan matanya menikmati angin yang semilir menerpa ujung bajunya yang merah. Dingin tapi lubuknya gerah.

Pada suatu masa, perempuan itu pernah menantang Tuhan dengan pongah di atas sajadah tergenang air mata. Jika saja apa-apa yang melekat pada tubuhnya, yang dimilikinya, yang dilakukannya menyebabkan fitnah yang menyakitkan, ia meminta Tuhan untuk mengambilnya saja. Biarkan ia pada keadaan yang orang lain ingin lihat.