Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 4 sore. Aku mulai gelisah dan satu kali ke toilet SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di selatan alun-alun kota Kediri.

Seharusnya tempat ini sudah sangat ramai mengingat waktu janjian kami di lokasi ini adalah jam 4 tepat. Malah si ketua rombongan share di grup Whatsapp jam 3 sore, meminta kami segera merapat, karena jika tidak, maka akan ditinggal. Aku sampai di lokasi jam 15.55. Hanya 5 menit sebelum waktu janjian yang seharusnya.

Sesampainya di SPBU, yang kulihat hanya sekitar tujuh orang yang sudah hadir. Lebih tepatnya, yang kuperkirakan hadir, yang bisa dilihat dari sepeda motor berjejer di samping mushala dan beberapa tas ransel yang cukup gendut. Aku yang dibonceng oleh temanku, Yohana Maria (biasa disebut Jojon, tapi aku lebih senang menyebut Yohana) langsung bisa melihat bahwa dua teman kami lain yang kuajak, Ria Putri Lestari (Ria) dan Ardian Setya Gunawan (namanya bagus yah, padahal panggilannya Mbendhol atau Wawan) – sudah hadir juga. Bagus, mereka nggak telat!

Beberapa menit kemudian, satu per satu peserta mulai berdatangan. Kok aku tahu? Ya... setidaknya mereka sama-sama menenteng ransel atau backpack atau ada yang menyebut sebagai daypack, seperti kami. Rata-rata, setelah mereka memarkir motornya berjejeran dengan motor yang sudah ada, mereka turun dari motor dan menghampiri kami sambil bertanya, “Dari Backpacker Kediri? Mau ke Nggerangan?” Lalu kami menjawab, “Iya.” Kami pun berjabat tangan.