Kali ini aku akan sedikit mengulas kegiatan Puri Anjali pada Ramadhan tahun lalu, 2014.

Berbekal dari keresahan ibuk terhadap kondisi adik-adik sekitar rumah yang memiliki waktu libur sekolah yang panjang menjelang akhir bulan Ramadhan tapi orangtuanya kadang kurang dapat memberikan kegiatan yang positif --iya, ibuk memegang peranan penting dalam setiap kegiatan kami-- maka kami mengadakan acara Pondok Ramadhan selama 2 hari 1 malam di rumah. Apa saja sih kegiatannya? Silakan tengok aksi keduapuluh adik-adik ini :)

PURI ANJALI. 

Nama yang diberikan ibuku untuk tempat berkumpul anak-anak di sekitar rumah kami. Rumah tempat berkumpulnya anak yang berbakti kepada orangtuanya. Begitu kata kamus bahasa Sansekerta. Anak-anak yang baik, yang haus akan ilmu pengetahuan, yang ingin belajar. Aku tak terlalu ambil pusing dengan nama itu. Selama ibuk senang, aku lega :)

Ada sekitar 20-25 anak yang biasa berkumpul di sini. Ada yang berusia TK, dan sisanya adalah usia SD, mulai kelas 1-6.

Dan kali ini, adalah acara Arisan Buku yang rutin kami adakan 2 minggu sekali, seperti yang pernah aku bahas di tulisan sebelumnya berjudul "Mungkinkah Kita Ada untuk Mereka?" 
“Bu Is...!! Bu Is...!!” seru seseorang tergopoh-gopoh datang ke rumah.

Ibuk yang kebetulan berada di ruang tamu langsung menyahut, “Hei, enek opo, Nah?”

“Bu Is, bu Is...” Seseorang yang bernama mbak Minah (bukan nama sebenarnya) ini terdengar masih mengatur nafas. “Ngaten, bu Is...”

“Enek opo? Wis lungguho sik”, sahut ibu berusaha menenangkan.

“Pak Dar wonten, bu Is?” tanya mbak Nah terburu-buru. Pak Dar adalah adik ibuk yang sering berkunjung ke rumah kami.

“Yah mene yo kerjo, no. Ngantor. Nyapo?” jawab ibuk.

Duh, bu Is. Kula badhe nyuwun tulung.

Terjemahan judul: Mengapa Aku Menjadi Dosen?

Januari 2014.

“Ndhuk, ning endi?” suara ibuk memecah keheningan melalui ponsel.
(Nak, dimana?)

“Ning nggone kancaku, buk. Perpustakaan. Enek apa?” jawabku.
(Di tempat temanku, buk. Perpustakaan. Ada apa?)

“Ngene lho. Sampeyan ditimbali ustadz Fulan. Dienteni saiki ning kampus. Isa?”. Pembicaraan khas ibuku yang to the point.
(Begini lho. Kamu dipanggil ustadz Fulan. Ditunggu sekarang di kampus. Bisa?)