PURI ANJALI: Ketika Anak Bercerita

, , No Comments
PURI ANJALI. 

Nama yang diberikan ibuku untuk tempat berkumpul anak-anak di sekitar rumah kami. Rumah tempat berkumpulnya anak yang berbakti kepada orangtuanya. Begitu kata kamus bahasa Sansekerta. Anak-anak yang baik, yang haus akan ilmu pengetahuan, yang ingin belajar. Aku tak terlalu ambil pusing dengan nama itu. Selama ibuk senang, aku lega :)

Ada sekitar 20-25 anak yang biasa berkumpul di sini. Ada yang berusia TK, dan sisanya adalah usia SD, mulai kelas 1-6.

Dan kali ini, adalah acara Arisan Buku yang rutin kami adakan 2 minggu sekali, seperti yang pernah aku bahas di tulisan sebelumnya berjudul "Mungkinkah Kita Ada untuk Mereka?" 


Dan lihatlah, anak-anak ini sedang bercerita kepada teman-temannya mengenai buku yang baru dibacanya. Baik itu buku baru yang dibelinya dari hasil "mothel" arisan, ataupun buku lama yang sudah mereka miliki di rumah.

Apakah di sekolah mereka diajari untuk berani bercerita di depan teman-temannya seperti ini? Mungkin tidak. Mungkin juga iya. Atau kurikulum sekarang lebih "ramah" dan peduli pada pengembangan keterampilan halus (sotf skill) seperti berbicara di depan umum, daripada sekedar membaca, menulis, menghafal yang membuat anak lelah dan bosan?

Sesederhana apapun cara mereka bercerita (betul-betul membaca sesuai kata dan kalimat yang tertera di buku), aku sangat menghargai usahanya. Bagiku, kemauan mereka untuk berkumpul barang 1-2 jam per dua minggu, keinginan bersosialisasi, bercengkerama, dan curhat dengan sesama temannya, adalah anugerah tak ternilai untuk ibuku dan untukku pribadi. Bukankah rumah yang sering disambangi "tamu" adalah rumah yang diberkahi? Penghuninya diberi rahmat dan rizki yang tak terhingga?

Terima kasih, anak-anak. Terima kasih para orangtua yang sudah mengizinkan putra-putrinya untuk mengikuti berbagai kegiatan di Puri Anjali selama ini.

I REALLY LOVE YOU, KIDDOS! :*

Artikel terkait:
- Mungkinkah Kita Ada untuk Mereka?
- Pinjam Buku Gratis

0 komentar:

Post a Comment