Kami Pemakan LIDI

, , 2 comments
Assalamu'alaikum...

Fenomena memakan LIDI tampaknya makin marak akhir-akhir ini.
Hmm... entahlah, tapi teman-temanku juga ikut meramaikannya.
Yah... manusia kan kurang lebih termasuk omnivora, jadi apapun bisa dimakan (asal halal) :)

Tapi tunggu dulu, mereka bukan memakan lidi seperti ini:
lidi asli






















Tapi mereka (dan aku) makan jajanan lidi (alias biting - bahasa Jawanya) seperti ini:
lidi alias biting yang kami makan


















Wah, aku gak menyangka bahwa di Surabaya ada juga yang jual lidi ini.
Aku kira hanya di Kediri yang notabene kota besar agak besar dan beberapa daerah saja yang menjualnya.
Ah, aku lupa tahun berapa aku mulai mengenal lidi ini, mungkin pas SD atau SMP.
Dan aku kaget setelah mendapati bahwa di kantin kampusku juga menjualnya, dan agak heran, kadang juga benar-benar heran kenapa teman-temanku yang sudah "besar" masih suka lidi ini. Hoho...

Lidi ini harganya Rp 1.000,- kalo gak salah per bungkusnya (karena aku gak pernah beli sendiri),
Ada yang rasanya asin dan pedas.
Pedas tentu saja a big no-no buat lidahku,
apalagi bumbu 'merah'nya seperti chilli powder alias bubuk cabe di mie instan yang bisa bikin tersedak kalo makannya gak hati-hati dan gak dihayati, halaaahhh...
Lagipula pedas membuatku malah sibuk mencari minum alih-alih menikmati lidinya :-/

Yang rasa asin, nah ini yang aku suka.
Awalnya ngincip punya temen 1 atau 2 batang lidi, akhirnya ngerasa enak ternyata.
Asinnya asin banget, garamnya masih banyak yang berbutir alias belum halus semua.
Good job! I like it! :)

Tapi, lidi ini jauh lebih keras dan lebih tipis dibandingkan dengan mie instan, juga lurus, gak keriting.
Mungkin ada campuran bahan lain sehingga bisa seperti itu.

Oya, kembali ke temen-temenku yang suka lidi ini, kemungkinan kenapa mereka memutuskan untuk beli ada beberapa poin (analisa ala chef Fatma Quinn):
  1. mereka suka rasanya tapi gak tau kalo kebanyakan bisa berbahaya buat tubuh (karena aku yakin pasti mengandung bahan-bahan pewarna, pengawet, penguat rasa, dan MSG)
  2. mereka suka rasanya dan tau bahayanya buat tubuh tapi cuek aja karena memang pengen
  3. mereka gak suka rasanya tapi ikut-ikutan beli karena temen-temen laen pada beli juga,
  4. pengen coba-coba aja, kalo beneran enak, baru repeat order :)
  5. biar keren aja ngunyah lidi sambil dengerin dosen njelasin pelajaran di kelas (nah lo!) :p
Kalau aku pribadi sih suka,
tapi entahlah setiap beli makanan seperti itu (chiki dsb) yang notabene kurang menyehatkan (ceileee), aku pasti merasa berdosa karena sudah mengeluarkan uang untuk beli makanan tsb.
Mungkin karena dari kecil ibuku melarang aku dan mbakku beli semacam chiki tsb, akhirnya aku tidak terbiasa membelinya (sampai sekarang), kecuali kalo untuk jajan pas lagi pergi buat teman di perjalanan (lhah, sama aja donk!)
Enggak sih, cuman perjalanan kayak gitu kan gak sering-sering amat, jadi terhitung jarang banget aku beli chiki.
Kalo dikasih??? Ya diterima dengan lapang dada.
Muahahaha...
Termasuk lidi ini, temen-temenku udah heboh beli, aku sih santai aja,
paling cuma nyobain 1 atau 2 batang, atau 3, 4, 5, 6, ... 100 batang punya mereka.
Wakssss!

nb: Gak semua yang lo baca itu bener.
Gak semua yang lo denger itu bener.
Tapi blog ini dibuat sejujur mungkin biar keliatan bener-bener bener =)

Wassalamu'alaikum...

2 comments:

  1. Wohohohoh... Aku lihat di "Statistik Pengunjung Blog" punyamu, ternyata aku adalah pengunjung yang ke-999... Buatku, ini sungguh Spesial, karena angkanya spesial. Dan semoga aku jadi orang yang "Spesial" kayak Jose Mourinho yang bilang kalau dirinya adalah : "The Special One"...

    Tuker Link ya Pet...

    ReplyDelete
  2. @Qobe: wohohoho... iya, kamu kan emang spesial...paling gak bagi kedua ortumu sendiri, wkwk
    oh, kamu juga ngeblog ta Be?
    suka nulis juga? sip sip sip
    tak kira arek ITS sinau tok, tibake yo jik sempet ngeblog, hehe
    aku agak kesulitan nambahin blogroll ku nih, mesti gagal terus, mbuh karena apa, ntar insya Allah tak coba lagi.
    ps: Jose mourinho iku pembalap ta? atau pemain bola...bekel?!?! hehe *ndeso*

    ReplyDelete