23.00 WIB – Entah note ini penting atau tidak, tapi aku rasa cukup penting untuk masa depanku. Tsaaahhh...
“Fatma, kenapa namamu jadi Pety?”
“Pety, kenapa namamu Pety? Dari mana? Kok bisa?”
“Pety, apakah namamu benar-benar Pety?”
“Pety, kamu cantik deh, minta makan donk!”
Ehm, yang terakhir itu ungkapan dari seorang teman yang sedang kelaparan.
Well, jutaan orang tanya kenapa namaku yang aslinya Fatma berubah jadi Pety. Oke ralat, bukan jutaan, tapi ratusan, mungkin. Lha dari SD, SMP, SMA, kuliah, sampai sekarang, ada aja yang menanyakan fakta itu. Memang sekilas gak nyambung sama sekali antara kata-kata F-a-t-m-a dan P-e-t-y. Nggak mirip gitu deh. Tapi aku yakin dengan penjelasan ini Anda semua akan tahu asal-muasalnya. Sehingga aku lain kali mungkin tidak perlu sampai dower menjelaskannya satu persatu kepada orang lain. Itu obsesiku! Uuoocchh!
Begini. Pada tanggal 2 Oktober 1986 dini hari, Kamis Pahing, lahirlah seorang bayi hitam manis dengan berat 3,9 kg, panjang proporsional (halah, lupa maksudnya), sehat, dan lengkap anggota badannya. Alhamdulillah.
Menjelang selamatan entah berapa hari-ku, waktu tetangga-tetangga yang diundang sudah pada datang ke rumah, ibuku baru ingat kalo aku belum diberi nama. Hadeehh... untung ibuku gak lupa waktu itu aku ditaruh dimana, apakah di kolong kasur atau di atas genteng tetangga. Ehm.
Singkat cerita, ibuku memandang lekat-lekat wajahku, mencari “ilham”, nama apa yang cocok untuk anak kedua perempuannya. Akhirnya, dengan dibantu bapakku (almarhum), ditemukanlah nama yang menurut mereka baik, yaitu “Fatma Puri Sayekti”. Apakah artinya?
- FATMA = bunga
Entah bunga seperti apa itu, aku tidak tahu. Namun menurut dosenku, Pak Prof. Dr. Suryanto, M.Si (semoga gelarnya gak salah ya, Pak), saat itu pas aku masih semester-semester awal kuliah, beliau juga mengatakan bahwa Fatma itu dari kata PADMA kalau bahasa Jawanya, yaitu bunga, bunga teratai. Wah, senangnya aku, ternyata bunga teratai toh? Iya, aku suka sekali bentuk & warna-warni bunga teratai, apalagi kalau di tengah-tengan kolam, terlihat sangat indah.
Eh, ternyata beberapa semester kemudian, Pak Sur, begitu aku biasa memanggil beliau, menjadi dosen pembimbing skripsiku. Ehm, asik juga punya dosen pembimbing seorang profesor, hehe.
- PURI = rumah yang indah; juga merupakan gabungan nama kedua orang tuaku, yaitu Teguh PURwantoro dan ISmu Komariati. PUR dan IS itulah nama tengahku dan mbakku. Kalau mbakku nama tengahnya PURISari (digabung), kalau aku PURISayekti (dipisah).
- SAYEKTI = yang sesungguhnya
Ini menunjukkan bahwa aku benar-benar anak kedua orang tuaku, bukan anak tetanggaku. Baiklah... Oya, jadi inget film “Sayekti dan Hanafi” yang diperankan oleh Widi AB Three sama Agus Kuncoro. Halah.
So, namaku berarti “bunga kedua orang tuaku yang sesungguhnya”. Kalo ada yang bilang “what is the meaning of the name?”, tentu saja jawabannya adalah “Name is a pray of their parents”.
Oke, lalu, kenapa namaku dari Fatma berubah jadi Pety panggilannya? Begini sodara-sodara.
Karena memanggil Fatma sepertinya kurang “enak” di lidah Jawa keluargaku, maka dibentuklah nama kecilku, nama panggilan gitu, diantara keluarga saja sebenarnya, yaitu dari FATma puri sayekTI, jadilah dipanggil Feti (diambil dari kata paling depan dan paling belakang). Belum “enak” juga dipanggil Feti, maka lama-kelamaan jadi PETI. Lagipula, kalo orang bule nanti yang denger, dikira nama yang aneh, karena Feti dikira Fatty, yang artinya gemuk, berlemak. Huhuhu. Walau aku mengakui saat ini need a healthy diet. Hehe.
Entah gimana sebenarnya tulisannya, pokoknya kedengarannya “Peti” lah namaku itu. Seiring berkembangnya intelektualitasku, hoho, aku tahu kalo “peti” itu artinya tempat penyimpanan, sering dianalogikan dengan peti mati lah, peti kemas lah, dll. Oke, lalu kemungkinan yang lain adalah tulisannya PETTY saja. Suatu hari, aku kaget ketika melihat di kamus bahasa Inggris bahwa Petty artinya kecil, sedikit, picik.
Wah, gawat ini, aku harus segera ganti tulisan. Akhirnya setelah melalui perenungan yang panjang dan puasa khusyuk dari jam 8.00-12.00 WIB, aku menemukan sebuah kata yang bunyinya tetap sama, tapi tulisannya beda, yaitu PETY.
So, saat ini, dimana-mana, aku nulisnya Pety (dengan satu “t”, bukan dua), baik di email address, FB, Blog, dll. Semoga “Pety” ini tidak mempunyai arti negatif lagi. Amin. Begitulah...
Oke, setelah nulis sedikit panjang-tangan-badan-lebar ini, semoga gak ada lagi yang tanya “Kenapa Fatma jadi Pety???”. Kalo ada yang tanya lagi, aku bisa dower sedower-dowernya menjelaskan lagi.
Aku gak bisa bayangin kalo ada kejadian seperti ini:
“Kenapa Fatma jadi Pety???”
“Oh, liat aja di FESBUK saya aja, Pak. Disana ada jawabannya.”
“Apa? Kopi tubruk?”
“Apa? Bapak tadi ditubruk truk?”
“Enggak... tadi mbak bilang apa?”
“Oh, itu loh Pak, sudah saya tulis lewat INTERNET tentang yang Bapak tanyakan tadi.”
“Apa? Babi ngepet?”
“Lho, siapa yang jadi babi ngepet Pak? Bukan saya kan?”
“Bukan sih, tapi saya, mbak. Dimana tadi nulisnya?”
“Di BLOG saya juga ada. Liat aja kalo gak keberatan Pak.”
“Lho mbak, saya ini memang punya beban hidup yang berat, tapi jangan ngolokin saya goBLOG donk!”
Fiuh... sampai disini aku yakin aku sudah seperti calon penghuni rumah sakit jiwa.
Aku gak tau apakah obsesiku untuk tidak akan pernah lagi menceritakan asal-muasal nama ini kepada siapapun akan berhasil atau tidak.
Ps: Kalau setelah Anda membaca tulisan ini masih pengen bertanya “Kenapa Fatma jadi Pety???”, mohon lewat SMS aja, biar gak ketauan orang lain. Karena saya akan melaporkan Anda ke polisi dengan dugaan percobaan pembunuhan secara perlahan-lahan atau bahasa lagunya ‘killing me softly’.
cikarang - cimone
1 day ago
hehehe, oalah ngono to pet :p
ReplyDeleteya begeto-lah, Joko...
ReplyDeleteblogmu keren looww.. :D
aku pengen memaksimalkan fitur2 disini neh, masih utak-atik juga, biar yahud..
thx 4 blogwalking
termasuk aq tu dlu yang nanyain 'ko bisa fatma puri sayekti jadi pety??'..hehe...
ReplyDeletesekarang sudah terjawab yah, Tia?hehe
ReplyDeletebtw para bloggers, gimana se bikin blogroll, dimana kita bisa mencantumkan "link" blog2 laen yang kita suka, di sebelah kiri/kanan blog kita?
kayak punya tia/joko itu?
tapi aku gak pake wordpress kayak kalian,tapi blogspot.
thx anyway :D
aq jg ada blogspot lho pet >> roosandi.blogspot.com
ReplyDeleteeheheh pormosi :p
*weh tia dah nyampek sini juga :D
iye Joko, udah aku liat..
ReplyDeletetp aku rasa itu second blog yah, yg lebih di-maintain yg wordpress yak? hehe
itu khusus bhs inggris ta?
sori krn koneksi lemot, kmrn aku liatnya gak full, tp nice juga :D