Review Novel: NADIRA (Leila S. Chudori)

, , No Comments

Rating 4/5.

Buku pertama Leila S. Chudori yang kubaca. Pasti setelah ini kupertimbangkan untuk membaca novelnya yang lain berjudul Pulang.

Sejak tahu Leila adalah wartawati majalah berita Tempo dari 1989 hingga sekarang, sudah kuduga sosok Nadira yang menjadi sentral cerita ini tak jauh2 dari kehidupan asli dia. Leila yang pernah kuliah di Victoria, Kanada, barang tentu fasih sekali menceritakan detail seting di sana. Juga soal suka duka menjadi reporter dan kehidupan jurnalistik Indonesia.

Membaca novel ini seolah suram sekali. Gelap, sedih, getir, dan penuh teka-teki. Entah kenapa kecepatan membacaku menurun. Mungkin spasi antar baris yang lebih rapat, atau alur yang butuh dicerna lebih baik.

Aku membayangkan Leila membuat plot maju-mundur dengan repot sekali. Tokohnya banyak. Alurnya banyak. Setiap tokoh tak luput dari pendeskripsian yang unik mengenai sebab-akibat dari suatu kejadian.

Ada alur soal Kemala dan Bram tahun 1963, lalu meloncat ke alur ketika Kemala mati bunuh diri tahun 1991, kemudian tahun 1974 ketika Arya, Nina dan Nadira masuk masa remaja, hingga tahun 2011 yang menjadi pungkasan cerita.

Tokoh Utara Bayu sang pimred majalah Tera, Tito sang konglomerat, Niko Yuliar sang aktivis dan penyair, Gilang Sukma si koreografer dan Satimin si office boy turut diceritakan dengan menarik.

Secara psikologis, novel ini membantu pembaca untuk menyadari bahwa tidak ada penyebab tunggal dari suatu kejadian. Ada benang ruwet di belakang kisah masing2 orang yang saling berkait dan menyumbang munculnya sebuah pemikiran, perasaan dan perbuatan tertentu. Apakah akhirnya Nadira tahu alasan ibunya memutuskan mengakhiri hidup?

Mbak Leila, you made it!

0 komentar:

Post a Comment