“It was getting late. Spot had finished his supper. Now he was busy playing with his train, his blocks, and his ball”, aku mulai membacakan buku cerita dengan kecepatan pelan. Di atas tempat tidur.
Kedua mata Nina, sepupuku kelas 3 naik kelas 4 SD, masih tertuju pada layar ponselku yang memainkan sebuah game yang baru saja di-download-nya sendiri, game Subway Surf. Permainan mengumpulkan koin sebanyak-banyaknya yang dilakukan oleh seorang anak yang telah mencoret-coret kereta api, kemudian dikejar oleh seorang polisi. Melintasi jalur kereta api, bilamana perlu, naik atau turun demi menghindari kereta yang melaju, dan lebih penting lagi, menghindarkan diri dari tertangkap polisi.
“Dek Nina...” panggilku meminta perhatiannya sebentar.
“Sik to mbak. Iki jik main”, jawabnya singkat.
Kedua mata Nina, sepupuku kelas 3 naik kelas 4 SD, masih tertuju pada layar ponselku yang memainkan sebuah game yang baru saja di-download-nya sendiri, game Subway Surf. Permainan mengumpulkan koin sebanyak-banyaknya yang dilakukan oleh seorang anak yang telah mencoret-coret kereta api, kemudian dikejar oleh seorang polisi. Melintasi jalur kereta api, bilamana perlu, naik atau turun demi menghindari kereta yang melaju, dan lebih penting lagi, menghindarkan diri dari tertangkap polisi.
“Dek Nina...” panggilku meminta perhatiannya sebentar.
“Sik to mbak. Iki jik main”, jawabnya singkat.