Assalamu'alaikum
Wuaaah... Akhirnya dua novel yang sejak awal diumumkan agar membaca berurutan ini, tuntas sudah saya nikmati. Selena dan Nebula, buku ke-8 dan 9 dari penulis yang sangat produktif sepanjang tahun. Mari kita intip bagaimana isinya!
|
Kover novel Selena dan Nebula |
Identitas buku 1:
Judul: Selena | Pengarang: Tere Liye | Co-author: Diena Yashinta | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Tahun terbit: 2020 | Tebal: 368 halaman | Harga: Rp 85.000,-
Identitas buku 2:
Judul: Nebula | Pengarang: Tere Liye | Co-author: Diena Yashinta | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Tahun terbit: 2020 | Tebal: 376 halaman | Harga: Rp 85.000,-
Dua novel ini pembahasannya tidak bisa saya pisahkan, karena ceritanya saling terkait. Berbeda dengan tujuh novel sebelumnya (Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Ceros dan Batozar, Komet, dan Komet Minor) -yang semua sudah saya baca-, novel sekuel ini menurut saya yang paling menarik. Selain buku pertamanya, Bumi, tentu saja. Yang membuat saya terbelalak bahwa Bang Tere Liye ternyata bisa membuat novel fantasi yang kualitasnya tidak main-main.
Sesuai dengan judulnya,
Selena adalah guru matematika Raib, Seli, dan Ali di sekolah. Setelah mengalami beberapa petualangan bersama antarklan, sungguh saya tidak menyangka bagaimana awal mula kehidupan Selena. Perempuan yang sering dipanggil Miss Keriting oleh ketiga muridnya ini, ternyata memiliki kisah yang tak kalah rumit di fase hidup sebelumnya.
Saya sangat terhubung dengan cerita bagaimana Selena kuliah di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT), karena saya sendiri kebetulan pengajar di sebuah kampus yang tiap hari berinteraksi dengan mahasiswa. Rasanya meringis terus ketika membaca bagaimana para mahasiswa ikut seleksi masuk, berhasil lolos di kampus terbaik di Klan Bulan, lalu menjalani kehidupan kuliah penuh tugas, sesekali menggosipkan dosen, bersaing soal indeks prestasi, nongkrong di kantin, dan segala tetek bengeknya. Oleh karena itu, saya sangat terhanyut membaca kisahnya. Memang kurang lebih seperti itulah kehidupan kampus. Tapi ABTT ini versi orang-orang yang punya kekuatan, kecerdasan, telah hidup ratusan hingga ribuan tahun, dan setting tempat yang tidak biasa.
Cerita dimulai ketika Selena kehilangan ayah dan ibunya, dan terpaksa harus pindah kota untuk tinggal bersama om dan tantenya, Paman Raf dan Bibi Leh. Lengkap dengan kelima anak mereka, sepupu Selena. Untung bukan sinetron, sehingga Selena hidup dengan cukup nyaman walau harus ikut bekerja pamannya membangun lorong-lorong kereta bawah tanah. Hal ini di kemudian hari memegang peranan penting pada penemuan bakat Selena untuk mengamati hal di sekelilingnya dengan sangat jeli, meskipun itu hanya retakan tipis di dinding. Namun, entah baik atau buruk, di rumah ini jugalah Selena kali pertama didatangi Tamus. Saya baru mengerti hubungan mereka berdua yang diceritakan di novel-novel sebelumnya. Seperti guru dan murid, tapi dalam versi yang penuh teka-teki.
Hidup Selena di ABTT sudah spesial sejak pertama menginjakkan kaki di kampus itu. Apalagi setelah berteman dengan Tazk, mantan anggota
boyband terkenal sekaligus cucu Panglima Tertinggi Pasukan Bayangan. Serta Mata, yang belakangan diketahui sebagai pewaris kekuatan dan keturunan murni dari Distrik Sungai-sungai Jauh.
Kedua novel ini memiliki alur maju-mundur. Sebenarnya settingnya adalah Selena yang sedang tertangkap di Klan Nebula sedang berusaha menghubungi Raib, Seli, dan Ali melalui alat komunikasi rahasia. Tapi karena Selena menceritakan dengan detail kisahnya selama di ABTT, sehingga seolah alurnya mundur ke masa lalu, saat ia berusia 16 tahun dan seterusnya.
Ketegangan paling saya rasakan ketika Selena harus mengikuti mata kuliah "Malam dan Misterinya" bersama Bibi Gill. Saya tidak bisa membayangkan harus mengadakan kuliah di tengah hutan sunyi, dimana mahasiswa dibekali semacam GPS untuk menuju tempat itu. Tak heran, hanya Selena yang spesial lah yang berhasil sampai di tempat kuliah. Adegan simulasi bertarung dengan robot juga paling mengerikan. Mereka harus bertahan hidup bagaimanapun caranya, tanpa bisa meminta bantuan pada orang lain. Karena di ruangan itu hanya ada Selena, Tazk, Mata, dan sebuah drone yang hanya mengikuti perintah tuannya.
Sedangkan di novel
Nebula, meceritakan ketiga mahasiswa ABTT itu sudah sampai di tingkat akhir dan melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Distrik Sungai-sungai Jauh. Selena yang telah mendapat mandat dari Tamus untuk mencari tahu isi perkamen tua yang ternyata petunjuk portal menuju Klan Nebula, akhirnya berbagi kisah dengan Tazk dan Mata. Ia yang kritis dan cerdas, tidak memberikan informasi sebenarnya kepada Tamus. Ia justru menjadi penasaran sendiri untuk memecahkan semua sandi berupa puisi itu. Selena menjadi sangat termotivasi untuk berkelana ke klan-klan lain, sesuatu yang juga baru disadarinya bahwa itu ada.
Namun, tentu perjalanan mereka tidaklah mudah. Ketika sampai di tempat KKN dan punya waktu santai sebelum kembali ke ABTT, Selena, Tazk, dan Mata, berusaha mencari portal Klan Nebula sendiri. Setelah sampai di sana, saya tidak mengira juga, ternyata ada satu kampung berisi penduduk yang hidup sederhana. Klan ini mempunyai riwayat panjang hingga sampai di tempat itu. Menilik dari kisah mereka yang berasal dari Klan Aldebaran, saya kok menduga akan ada judul lain dari serial ini berjudul "Aldebaran". Hehehe.
Kehadiran Selena, Tazk, dan Mata, ternyata justru membuat kekacauan tersendiri hingga membebaskan ratusan raksasa yang selama ini telah dikunci di dinding Klan Nebula. Ambisi Selena untuk mendapatkan Cawan Keabadian, ditambah dengan kecemburuan karena Tazk ternyata tidak menyukainya, membuat Selena gegabah. Ia mengulang pertarungan sengit 40.000 tahun lalu antara Klan Aldebaran dan raksasa. Tamus yang sangat kuat pun tidak mampu memenangkan pertandingan. Singkat cerita, mereka bertiga berhasil keluar dari Klan Nebula menuju Klan Bumi. Tazk dan Mata menikah, dan lahirlah Raib.
Bagaimanapun, cerita belum usai. Selena masih ditahan oleh Lumpu. Nah, tokoh baru lagi, bukan? Siapakah dia? Bagaimana kisah Raib, Seli, dan Ali selanjutnya setelah mendengar kabar dari Selena? Apa yang akan mereka lakukan?
Menurut saya, kedua novel ini memberi kebaruan pada kisah-kisah sebelumnya. Seri terdahulu yang penuh dengan perjalanan antarklan, kali ini sedikit istirahat dengan fokus menceritakan kehidupan Selena di ABTT. Sedangkan di Klan Nebula, tokoh kunci yang sedikit juga membuatnya fokus bercerita tentang sebab-akibat terjadinya sesuatu.
Oya, novel ini cocok untuk semua usia. Aman dikonsumsi oleh anak-anak, remaja, dan dewasa. Bahasanya juga sederhana. Seringkali diselingi dengan adegan dan dialog lucu, sehingga tidak membosankan.
Meski novel ini ditulis bersama dengan
co-author bernama Mbak Diena Yashinta, tapi rasa bahasa Bang Tere Liye masih kental. Sebetulnya saya penasaran juga, bagaimana cara pembagian kerja antara dua orang dalam menulis sebuah novel yang utuh.
Jujur, kadang saya agak ragu membaca lanjutan serial ini karena kok tidak selesai-selesai setelah bertahun-tahun. Tapi begitu membacanya, saya jadi suka lagi. Ah, inikah yang dinamakan ragu tapi penasaran? Hehe.
Wassalamu'alaikum